Pages

Selasa, 23 November 2010

Dampak Video Game!

Bermain Game apalagi yang namanya video game itu pasti sangat mengasyikan sekali sampai lupa waktu. Tapi bermain video game juga mempunyai dampak-dampak yang mengkagetkan sampai-sampai terjadi pro dan kontra dikalangan masyarakat. Jadi apa saja sih dampak video game itu sampai terjadinya pro dan kontra...???

Video game mempunyai 2 buah dampak yaitu dampak baik dan dampak buruk.

Dampak Buruk Video Game!~
Bikin Bodoh
Pernyataan ini datang dari tanah airnya video game! Profesor Ryuta Kawashima di Universitas Sandai's Tokohu menyimpulkan bahwa sound dan vision game² Nintendo dapat merusak sebagian otak, walaupun tidak menstimulasi bagian lain. "Kami cemas dengan generasi anak² berikutnya yang main video game", ujar Kawashima. "Kegiatan ini berdampak munculnya kekerasan di masyarakat. Anak-anak itu akan belaku yang lebih buruk lagi kalau mereka cuma main game dan mogok belajar matematika atau tidak suka baca".

Bikin Terisolasi
Dulu pernah terjadi kematian tragis gara² game. Shawn Woolley, fans berat EverQuest tewas setelah main online. Kini ibu Woolley mengelola On-Line Gamers Anonymous, grup berbasis Web untuk orang² yang telah terisolasi dan terbuang akibat game. Jumlah anggotanya sekarang mencapai 650 orang lebih.

Bikin Ketagihan
Orang tua, pasangan suami isteri, dan sejumlah ilmuwan mengamati fenomena yang disebut "ketagihan video game". Fenomena ini sering terjadi di kalangan penggemar Massive Multiplayer Online RPG kaya' EverQuest. Mereka jadi ogah bekerjam bersosialisasi dengan teman, bahkan malas makan segala. Pokoknya, main terus! Pernah terjadi tiga kasus di Asia, diantaranya seorang cowo' muda yang pingsan di WarNet setelah berjam-jam main game online. Psikolog ngga tinggal diam melihat fenomena ini, mereka pun beraksi. Maressa Orzack, dosen fakultas pskologi di Harvard University, mengelola klinik pertama di Amrik yang melayani jasa konsultasi bagi pecandu game. Tempatnya di rumah sakit McLean.

Menggangu Kesehatan
Kritik bermunculan seputar controller yang bisa menimbulan rasa sakit di jari tangan. Beberapa tahun lalu, Jurnal Kesehatan Inggris mempublikasikan artikel tentang seorang anak berusia 15 tahun yang mengalami radang jari tangan setelah main PlayStation selama tujuh jam non-stop. Dokter² menganalisa kalau anak itu menderita "sindrom vibrasi lengan" karena kelamaan megang controller.

Menimbulkan Kekerasan
Ternyata ada lagi faktor yang lebih berbahaya daripada ketiga hal di atas yang disebabkan oleh video game, Kontroversi ini muncul tahun 1993 ketika senator Joseph Libernman berkampanye menentang serial Mortal Kombat. Ia juga menayangkan serial TV anak, Captain Kangoroo. Menurut Lieberman, orang tua harus berjaga-jaga dengan "wabah penyakit" yang bisa menyerang anak² di rumah. Soalnya wabah yang satu menimbulkan kekerasan. Sejak saat itu, para ahli bedah dan asosiasi psikologi Amrik 'tergoda' untuk menghubungkan kekerasan video game dengan kenyataan yang terjadi. Sayang, hasil penelitian itu belum juga ditemukan.


Dampak Baiknya~? mungkin ini

Bikin Pintar
Penelitian di Manchester University dan Central Lanchasire University membuktikan bahwa gamer yang main game 18 jam per minggu memiliki koordinasi yang baik antara tangan dan mata setara dengan kemampuan atlet. Dr. Jo Bryce, kepala penelitian menemukan bahwa hardcore gamer punya daya konsentrasi tinggi yang memungkinkan mereka mampu menuntaskan beberapa tugas. Penelitian lain di Rochester University mengungkapkan bahwa anak² yang main game action secara teratur memiliki ketajaman mata yang lebih cepat daripada mereka yang ngga terbiasa dengan joypad. NASA telah mengembangkan sistem biofeed-back yang menggunakan game² PS, seperti Spyro the Dragon dan Tony Hawk's Pro Skater untuk meningkatkan daya konsentrasi pilot pesawat tempur. Lalu sebuah perusahaan bernama Attention Builders memasarkan home version-nya sistem yang dikeluarkan NASA itu untuk meningkatkan kinerja otak.

Jadi Rajin Baca
Video game dibuat bukan untuk menggantikan buku. Jadi, keluhan soal main game dapat menurunkan budaya membaca tidaklah beralasan. Justru kebalikannya, Psikolog di Finland University bilang kalau video game bisa membantu anak² dislexia untuk meningkatkan kemampuan membaca mereka. Begitu pula gamer yang hobi main game RPG di konsol modern. Dialog² dengan game ber-genre RPG memacu otak untuk mencerna cerita

Membantu Besosialisasi
Beberapa prosesor di Loyola University, Chicago nebgadakan penelitian daloam komunitas Counter-Strike, game First-Person Shooter PC yang di buat versi Xbox-nya juga, Menurut mereka, game online dapat menumbuhkan interaksi sosial yang menentang streotip gamer yang terisolasi. Sama juga dengan komunitas game RPG EverQuest dan Phantasy Star Online. Game² ini menyediakan sarana interaksi sosial di kalangan remaja.

Mengusir Stres
Politikus dan orang tua meributkan kekerasan akibat video game. Sebetulnya mereka ngga mau mengakui aja kalau game itu salah satu cara yang ngga berbahaya untuk mengusir stres. Pertempuran Virtual, senjata palsu, dan darahnya juga bohongan. Bahkan first-person shooter yang paling keras pun serba digital. Para peneliti di Indiana University menjelaskan bahwa main game bisa mengendurkan ketegangan syaraf. Sekarang kamu percaya kan, kalau game itu bisa bikin kamu merasa nyaman?

Memulihkan Kondisi Tubuh
Game terbukti dapat digunakan untuk pasien yang sedang mendapat terapi fisik. "Biarkan mereka main", kata Fr. Mark Griffiths, psikolog di Nottingham Trent University. Ia melakukan penelitian sejauh mana manfaat game dalam terapi fisik, "Latihan fisik yang berulang-ulang dapan membosankan aga' sulit menyembuhkan seseorang akibat luka parah". Penggalan video game dalam terapi fisik ternyata sangat menguntungkan. Beberapa game digunakan untuk membentuk otot sampai melatih anak² yang menderita diabetes sebagai pelengkap pengobatan medis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar